CUACA EKSTRIM Waspada, Hujan Angin Masih Mengancam
JAKARTA (Suara Karya): Adanya tekanan rendah di sekitar wilayah Darwin, Australia dan Barat daya Sumatera, membentuk pertemuan angin di Laut Jawa dan sekitar Nusa Tenggara Timur. Kondisi seperti itu menjadi salah satu faktor munculnya cuaca ekstrim seperti hujan angin yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, Selasa.Demikian dijelaskan Kepala Sub Bidang (Kasubid) Informasi Meteorologi dan Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kukuh Ribudiyanto ketika dihubungi Suara Karya, di Jakarta, Selasa (5/1). Kondisi ini, katanya, masih akan terjadi sampai tiga hari ke depan."Hujan angin masih bisa terjadi sampai tanggal 7 Januari, dan untuk selanjutnya akan kita lihat lagi. Karena prediksi yang kita buat per tiga hari," ujarnya.Sesungguhnya, lanjut dia, kondisi seperti ini bisa saja terjadi di musim hujan. Apalagi kalau dibarengi adanya tekanan rendah. Cuaca ekstrim juga diperkirakan melanda pesisir barat Sumatera, Sumatera bagian utara, tengah dan selatan, Kalimantan bagian barat dan timur, sebagian besar Pulau Jawa, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku bagian utara dan Papua bagian tengah.Selain di sekitar Darwin dan barat daya Sumatera, tekanan rendah juga muncul di wilayah Indonesia lainnya. Seperti, di Laut Timor sebelah Tenggara NTT dan Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung. Ditambah lagi dengan adanya, pusaran angin tertutup di perairan sebelah barat Sumatera bagian utara yang mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Pumpunan angin yang memanjang dari Sumatera bagian selatan hingga ke Laut Banda juga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar wilayah itu.Tekanan rendah di Darwin dan barat daya Sumatera itu pula, kata Kukuh, yang menyebabkan terjadinya hujan angin yang terjadi di Jakarta beberapa hari belakangan ini. Seperti yang terjadi Selasa (5/1) kemarin, hujan angin terjadi di seputar wilayah Jakarta Pusat, Selatan, dan Timur.Di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, hujan deras disertai angin kencang sampai menyebabkan robohnya sebuah papan reklame. Papan reklame yang roboh dan menimpa sejumlah warung itu tepatnya terjadi di Jalan Alternatif Cibubur arah Cileungsi.Sedangkan di kawasan Jakarta Pusat dan Selatan, kendati hanya hujan rintik-rintik tapi hembusan angin begitu kuat. Di Bunderan Hotel Indonesia (HI), terpaan angin yang begitu kencang mengakibatkan buih air mancur menghempas kuat ke kendaraan yang lewat di sekitarnya. Di Jalan Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan pusaran angin membuat debu dan sampah beterbangan. Akibatnya cukup mengganggu penglihatan para pengemudi, khususnya pengendara sepeda motor.Cuaca ekstrim juga terjadi di beberapa daerah. Seperti di Bandung, Jawa Barat, sedikitnya 600 jiwa kehilangan tempat tinggal. Akibat angin puting beliung menyapu 143 unit rumah di Desa Sukamukti dan Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (4/1) malam."Kejadiannya sekitar pukul 20.45 WIB. Kami betul-betul tidak berdaya menghadapi hantaman angin kencang yang datang mendadak itu," kata Tatang Suherman (50), salah seorang korban yang rumahnya rusak. Dia menambahkan, angin puting beliung memorak-porandakan rumah saat hujan deras yang turun sejak sore dan reda pada Senin malam.Kepala Dinsosdukcasip Kabupaten Bandung H Djamu Kertabudi menyebutkan, ada 40 rumah rusak berat, tiga unit ambruk, dan seratus unit rusak ringan. Angin puting beliung juga memorakporandakan sejumlah fasilitas umum, seperti bangunan masjid, MCK umum dan satu bangunan SD. Dari 143 rumah yang rusak itu, 74 milik warga Desa Sukamukti dan 67 milik warga Desa Sangkanhurip.Di Purbalingga, Jawa Tengah, sebanyak 30 rumah di Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, juga rusak akibat diterjang angin puting beliung. "Hujan deras yang disertai angin kencang yang terjadi Minggu petang (3/1) telah merusak 30 rumah warga, dua di antaranya ambruk," kata Kepala Desa Kaliori Sugiman di Purbalingga, kemarin.Kondisi serupa juga terjadi di Bojonegoro, Jawa Timur, sejumlah pemukiman warga di sejumlah desa di Kecamatan Sekar dan Gondang roboh dan rusak, akibat dilanda angin puting beliung. Terpaan angin yang terjadi, Minggu (3/1), di Desa Pragelan, Kecamatan Gondang, mengakibatkan lima buah rumah roboh dan 78 rumah rusak berat dan ringan. Lima buah rumah tersebut milik, Supar, Muji, Kantar Supangat dan Damin."Kerugian lima buah rumah yang roboh tersebut dari laporan kecamatan diperkirakan sebesar Rp 16 juta," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sutardjo. Sementara itu, di Desa Mbareng, satu rumah roboh dan 30 rumah rusak sedang dan ringan. Di Desa Ndeling, juga di Kecamatan Sekar, angin puting beliung mengakibatkan empat buah rumah rusak sedang dan ringan. (Budi Seno/ Agus Dinar/Pudyo Saptono) |
|
|